Minggu, 02 Oktober 2016

Aku di sini kan niatnya bukan

"Aku di sini kan niatnya bukan untuk hurahura, apalagi cari perempuan Dev." "Bukan begitu. Terserah apa tujuanmu. Mau belajar, mau penelitian, atau apa saja, godaan perempuan Rusia akan terus menguntitmu. Bahkan dalam mimpi-mimpimu. Kalau tidak percaya, ya nanti buktikan saja!" Ayyas menghela nafas. Ia merasa yang dikatakan temannya itu benar. Teman-temannya dari Rusia saat kuliah di Madinah beberapa kali 25/994 pernah menyampaikan hal yang sama. Sebagian mereka ada yang memperlihatkan foto keluarga mereka. Kaum perempuannya jarang yang tidak bermuka jelita.


Ia memejamkan mata dan berdoa, "Audzubillahi min fitnatin nisaa” (Aku berlindung kepada Allah dari fitnah perempuan) Mobil merah tua terus berjalan melewati kawasan Belorusskaya, lalu merambah aspal bersalju Tveskaya-Yamkaya Ulista. Dan beberapa saat kemudian mulai memasuki pusat kota Moskwa yang ditandai dengan jalan lingkar dalam, yang disebut koltso (Koltso artinya cincin. Harga Triflex Capsule Itu karena jalan lingkar dalam Moskwa seperti cincin yang melingkari jantung kota Moskwa. Di dalam lingkaran koltso itulah istana Kremlin dan bangunan paling penting dan paling bersejarah bagi Rusia berada) Mobil tua itu kini melaju sedang di koltso Sadovaya. Ayyas melihat berbagai merek mobil yang ia rasa aneh, dan belum pernah ia temui di Indonesia, Saudi maupun India. Ada mobil berwarna hitam bermerek Volda. Ada yang 26/994 bermerek Gazel, ada Lada, ada Sputnik Zhiguli dan ada Moskvich. Ia rasa itu adalah mobil-mobil buatan Rusia. Tiba-tiba mobil merah tua yang mereka naiki disalib oleh mobil mewah, RollRoyce. Tepat di belakang Roll-Royce mobil Porsche biru langit mengikuti.


"Kalau kamu setelah lulus SMP ke mana Dev? Terus bagaimana ceritanya sampai kuliah di sini?" "Ceritanya panjang dan berliku. Intinya, lulus SMP aku langsung ke Bandung. Karena ayah pindah tugas di Bandung. Aku melanjutkan sekolah di Bandung. Selesai SMA aku kuliah di Singapura. Di Singapura aku kenalan dengan mahasiswi dari Rusia, namanya Eva Telyantikova. Usianya lebih tua dariku, tapi sangat cantik. Secantik para tsarina klasik Rusia. Aku dan Eva sangat dekat, kami hidup serumah cara Barat. Kau nanti akan tahu sendiri apa yang aku maksud. Obat Pelancar Haid Kami sama-sama lulus. Ketika Eva pulang ke Rusia, ke St. Petersburg, aku ikuti dia. Aku 27/994 tinggalkan kuliahku di Singapura dan pindah ke St. Petersburg sampai sekarang." "Jadi kau sudah menikah dengan perempuan Rusia?" Devid menggelengkan kepala. "Terus!?" Tanya Ayyas agak kaget. "Ya awalnya kami hidup satu rumah. Sewa apartemen. Biasa saja, layaknya orang-orang Eropa hidup. Sekarang kami berpisah. Eva hidup dengan lelaki dari Polandia. Dan aku sementara sendiri. Kau mungkin kaget mendengar cara hidupku, Yas. Ya sorry saja, aku sudah lama tidak hidup dengan cara Timur.


Aku sangat menikmati hidup bebas cara Rusia, cara Eropa. Kalau kau benar-benar menghayati hidup di Rusia, nanti kau akan rasakan enaknya hidup bebas tanpa banyak aturan kayak di Jawa atau Saudi." Ayyas menarik nafas panjang. Ia hanya beristighfar di dalam hati. Ia tidak mungkin menceramahi Devid, sebab Devid bukan orang bodoh. Devid dulu di SMP termasuk siswa 28/994 cerdas, selalu masuk tiga besar. Bahkan dirinya saja, ia rasakan saat SMP dulu masih kalah dengan Devid. Nilai raportnya biasa-biasa saja. Ia hanya berdoa, semoga Devid suatu saat nanti diberi petunjuk oleh Allah. Hanya Allah yang tahu bagaimana caranya memberi petunjuk kepada hamba-hamba-Nya yang Ia kehendaki. "Oh ya Yas, kau belum cerita bagaimana bisa kuliah di Madinah? Bagaimana si bandit kecil itu bisa kuliah di Madinah?!" "Awalnya kan, ada seorang ulama dari Saudi yang dibawa oleh dosenku ke Grabag, Magelang. Dosenku Obat luka diabetes itu aslinya Grabag, Magelang. Orangtuanya punya pesantren kecil di sana. Lha aku diminta menemani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar